KEBAKARAN TERJADI KARENA PETIR, MUNGKINKAH?

               Petir merupakan gejala listrik alami dalam atmosfer bumi yang tidak dapat dicegah oleh manusia yang terjadi akibat lepasnya muatan listrik baik positif maupun negatif yang terdapat di dalam awan cumulonimbus atau yang sering di kenal dengan awan CB. Pelepasan muatan listrik dapat terjadi di dalam satu awan (Intercloud, IC), antara awan dengan awan ataupun dari awan ke bumi (Cloud Ground, CG). Biasanya petir dan guntur terjadi secara beriringan meski terkadang ada jeda waktu di antara keduanya. Perbedaan waktu antara kilatan cahaya dan suara petir disebabkan oleh perbandingan kecepatan cahaya dan suara pada fenomena alam ini.

            Umumnya petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan cumulonimbus dan bumi atau dengan awan cumulonimbus lainnya. Saat awan cumulonimbus dipenuhi oleh muatan listrik, maka muatan positif akan terbentuk di bagian atas awan cumulonimbus dan muatan negatif akan berada di bagian bawah awan cumulonimbus tersebut. Selanjutnya, muatan positif dan muatan negatif semakin besar, maka akan terjadi percikan besar di antara awan-awan tersebut. Secara umum petir terjadi di antara awan cumulonimbus. Namun, terkadang juga terjadi antara awan cumulonimbus dengan permukaan bumi. Muatan positif yang muncul pada permukaan bumi inilah yang kemudian menarik muatan negatif pada bagian bawah awan. Pada dasarnya, muatan positif pada permukaan bumi akan berkumpul pada sesuatu yang menonjol, seperti misalnya bangunan, pohon, penangkal petir, ataupun manusia. Nah, saat muatan positif pada permukaan terhubung dengan muatan negatif pada awan cumulonimbus, maka percikan besar akan terjadi. Percikan inilah yang kemudian disebut sebagai petir.

            Dampak petir akan sangat besar jika terjadi secara kontinu intensitas tinggi. Diantara adalah, efek listrik, efek termal, efek tegangan tembus samping. Efek listrik terjadi pada saat arus petir melalui konduktor menuju resistensi elektroda bumi instalasi penangkal petir, maka timbul tegangan jatuh resistif. Arus petir ini juga akan memicu timbulnya tegangan yang tinggi di sekitar elektroda bumi yang cukup berbahaya bagi makhluk hidup di sekitarnya. Dampak selanjutnya adalah efek thermal merupakan proses pelepasan muatan petir terbatas pada kenaikan temperatur konduktor yang akan dilalui oleh arus petir yang besar. Waktunya cukup singkat dengan pengaruh pada sistem proteksi petir yang juga akan diabaikan. Dampak berikutnya saat terjadi petir adalah titik sambaran pada sistem proteksi petir memiliki tegangan yang jauh lebih tinggi terhadap unsur logam di dekatnya. Hal ini menimbulkan terjadinya risiko tegangan tembus dari sistem proteksi petir yang telah terpasang menuju struktur logam lainnya. Efek tegangan tembus ini pun bisa menyebabkan risiko berbahaya bagi isi dan juga kerangka struktur perangkat bangunan.

            Selain dampak diatas petir juga bisa menyebabkan terjadinya kebakaran pada gedung atau rumah. Seperti kejadian di Rokan Hulu pada hari Senin tanggal 28 November 2022 yang telah terjadi kebakaran yang meludeskan 3 kantor, yaitu BPD, PKK, dan Sekretariat Karang Taruna tepatnya di Desa Bono Tapung, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Kebakaran dikabarkan terjadi akibat sambaran petir.

Bagaimana bisa? Ini penjelasan nya

Perlu kita ketahui bahwa setiap bulan Oktober-Maret Indonesia mengalami musim hujan, yang mengakibatkan  Indonesia memiliki tingkat kelembapan udara yang tinggi. Inilah yang menjadi faktor penting terbentuknya awan petir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau yang sering kita kenal BMKG mengatakan bahwa petir yang berpotensi menyebabkan kerusakan atau kebakaran bernama petir cloud to ground (CG) yang mana petir ini muncul dari awan cumulonimbus kemudian menyambar ke daratan. Petir cloud to ground (CG) dapat menyambar suatu objek yang mudah terbakar atau mudah menimbulkan percikan api dan petir cenderung menyambar tempat terbuka atau objek yang lebih tinggi. Alat elektronik seperti televisi rentan tersambar petir karna selain bermuatan listrik, TV juga tersambung dengan kabel atau antena. Saat menyambar suatu objek dan membuat percikan api, maka semakin besar pula percikan api itu, jika objek tersebut memiliki aliran listrik dan mudah terbakar. Tidak hanya TV, bisa saja kulkas dan alat elektronik lainnya. Inilah salah satu penyebab terjadinya kebakaran di 3 kantor Desa Bono Tapung.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, FD, Muliadi, M, & Adriat, R (2018). Karakteristik dan Hubungan Aktivitas Petir Cloud To Ground dengan Curah Hujan (Studi Kasus Kota Pontianak dan Sekitarnya). PRISMA FISIKA, jurnal.untan.ac.id, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpfu/article/view/28906

Septiadi, D, Hadi, S, & Tjasyono, B (2011). Karakteristik Petir dari Awan ke Bumi dan Hubungannya dengan Curah Hujan. Jurnal Sains Dirgantara, jurnal.lapan.go.id, http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_sains/article/view/1616/0 

Komentar